Langsung ke konten utama

Surat teruntuk Nay tersayang...




Hai... Teruntuk kamu yang dulu pernah mengisi hari-hariku...

Teruntuk kamu yang selalu ada buatku saat itu...

Teruntuk kamu yang mengajarkanku menyayangi mamah lebih dari aku menyayangi mamah...

Teruntuk kamu yang selalu memberikanku kebahagiaan dengan kesederhanaanmu...

Dan kini...

Saat ini...

Kita berpisah... Semakin jauh... Hingga tak ingin kamu menatap mataku sebentar saja...

Aku rindu... Tatapan matamu yang membuatku merasa disayangi...

Aku rindu... Bercandaan konyol kita yang mungkin menurut orang aneh...

Tapi itu kita... Kita yang menjalani dengan kebahagiaan...

Berkali-kali pertengkaran hebat terjadi, tapi berkali-kali juga kita kembali...

Mengapa sekarang enggan rasanya kamu berbaikan, enggan rasanya berbicara sebentar dan bahkan aku di depanmu kamu enggan melihat sebentar wajahku...

Aku mengerti, sangat mengerti kesalahanku sangat fatal saat ini...

Tapi... Kenapa? Kenapa karena kesalahanku itu sampai membuatmu tak ingin bertemu aku lagi?

Kenapa karena kesalahanku saat ini kamu tidak mau memaafkanku?

Kamu lebih memilih pergi meninggalkan masalah ini, tanpa berbicara secara langsung...

Hancur hatiku nay...

Saat kamu bilang semua yang aku lakuin buat kamu itu tidak tulus...

Aku sakit nay...

Kamu memaki aku dengan kata-kata itu...

Sampai kapan nay... Sampai kapan aku harus merasakan semuanya sendiri...

Baik aku mengerti jika kamu tidak ingin bersama lagi... Tapi aku ingin perpisahan yang baik-baik saja... Bukan perpisahan seperti ini yang aku mau...

Aku rindu setiap hari yang kita jalanin bersama...

Aku sayang kamu nay...

Komentar