Langsung ke konten utama

Reporter Muda

Panas terik matahari terasa sampai ke ubun-ubun. Hari ini Sally ditugaskan meliput berita secara langsung. Sally pun bergegas menyiapkan semua yang ia perlukan saat meliput berita hari ini. Tentu saja Sally tidak sendirian, ia ditemani kameramen andal di stasiun televisi tempat ia bekerja namanya Rizal. Mereka berdua akan Live report on screen dari tempat kejadian.

Berita yang akan diliput secara langsung adalah Pengibaran Bendera Merah Putih di Istana Negara untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71. Sally pun mengumpulkan isi materi yang akan ia sampaikan pada siaran langsungnya nanti, Sally mengumpul kan beberapa data yang ia peroleh dari wawancara narasumber yang berada di lapangan. Dengan bekal kode etik jurnalistik yang sangat ia pegang teguh ia pun berhasil memperoleh data yang ia butuhkan.

Sally pun diberi tugas sebagai reporter yang akan melaporkan suasana  secara on the spot dari Istana Negara. "Sall, kamu sudah buat teksnya?" tanya Rizal. Sally pun tak menggubris perkataan Rizal, ia menulis kata demi kata yang akan disampaikannya. Sally sangat serius dalam mengerjakan sesuatu terkadang ia lupa dengan keadaan sekitarnya jika sedang serius bekerja.

"Sall...Sall...Sallyyyyyyyy!!!" panggil Rizal sedikit berteriak, "kenapa sih!!!" Sally menjawab, "lagi apa sih?" Rizal berkata, "ini bang lagi membuat materi untuk isi beritanya," kata Sally. Rizal pun menganguk dan terdiam, di dalam hatinya ia berkata "ternyata dia bersungguh-sungguh menjadi reporter dengan usianya yang cukup terbilang muda ia mempunyai semangat yang bagus untuk kariernya ke depan.

Semenjak Sally bekerja di stasiun televisi tersebut ia belum pernah bekerja sama dengan Rizal. Sally merupakan karyawan baru yang melamar kerja menjadi reporter di stasiun televisi tersebut. Sejak tiga bulan kelulusannya ia langsung bekerja sebagai reporter muda. Ya, cita-citanya memang menjadi reporter disalah satu stasiun televisi, usaha demi usaha ia kerjakan dengan kegigihan, kerjakeras dan kesungguh-sungguhannya ia pun berhasil mewujudkannya.

...

Upacara memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71 akan segera dimulai, materi yang akan dibawakaan oleh Sally telah terselesaikan dan Rizal pun bergegas menyiapkan kameranya yang terhubung ke studio stasiun televisi tersebut. Mereka pun meliput acara hingga acara selesai.

Akhirnya tugas Sally dan Rizal pun selesai, mereka hanya ditugaskan meliput berlangsungnya pengibaran bendera saja dipagi hari, sedangkan nanti sore reporter dan kameramen lainnya yang akan meliput penurunan bendera. Rizal pun sangat senang bekerjasama dengan Sally, dengan kesungguhannya ia bisa menyelesaikan tugas dan juga dengan pedoma kode etik jurnalistik yang dipegangnya, ia bisa mengisi materi peliputan ini dengan baik.

Komentar

Unknown mengatakan…
Salut, tingkatkan lagi kemampuan menulisnya.
Unknown mengatakan…
bagus puspa, tapi saya sarankan cerpennya jangan terlalu pendek dan buat lebih gereget lagi. semangat semoga bermanfaat masukan dari saya
pusyipa mengatakan…
wah terima kasih atas sarannya teman-teman

Postingan populer dari blog ini

Rindu...

Hai apakabar? Semoga baik ya? Gimana pasangan baru kamu? Lebih bisakah nerima kamu? Hebat ya... Maafin aku yang selalu ceramah panjang lebar, tapi aku ngga pernah ngelarang kamu loh update kaki kamu... Malah aku pernah bilangkan sama kamu "buat apa ditatto kalo orang gabisa liat?" kamu inget ga? Aku liat setiap hari pasangan kamu update snapgram di instagram kamu... Dulu buat pasang foto berdua sama aku aja butuh waktu yang lama... Aku bingung... Kenapa sampai sekarang rasa ini masih ada... Padahal kamu bilang ngga sayang sama aku... Kamu bilang dari awal emang kamu gaada keinginan buat sama aku... Tapi kenapa? Kenapa semua rasa sakit itu tertutup sama rasa sayang aku yg ngga masuk akal? Kenapa? Sekarang kamu melangkah 100 kaki dan aku 10 langkah itu pun berat untuk ninggalin kamu... Aku rindu kamu... Aku rindu kita... Aku rindu...

Apa jadi orang baik itu salah?

Menurut saya sah-sah aja, kenapa? Karena apapun kebaikan yang saya lakukan membuat saya bahagia, membuat orang tersenyum lebar,hati saya merasa senang. Walaupun terkadang banyak okum yang memanfaatkan kebaikan saya.  ketika seseorang yang dengan sengajanya menyakiti saya padahal saya selalu baik dengannya, apa yang bias saya lakukan? Apa? Hanya diam dan mengelus dada saja. Mungkin saya bukan orang yang baik menurutnya. Anehnya , saat saya melakukan banyak kebaikan untuk mereka yang menurut saya mereka sangat membutuhkan bantuan saya, saya merasa kasihan kepada mereka   dan tiba-tiba saya melakukan kesalahan sedikit saja, mereka langsung mencaci maki saya seakan-akan saya orang yang tidak pernah menolong mereka.  Bukan, maksud saya bukan saya pamrih. Saya berpikir saja apa mereka tidak punya hati? Mereka tidak berfikir panjang? Yang ada dipikiran mereka tuh apa sebenarnya? Saya sangat heran dengan orang-orang yang seperti itu. Mungkin banyak saya-saya di luar sana yang mer

Penjaga PUSGIWA

"Kebelettttttt....misi-misi," teriak Farah sambil berlari menuju kamar mandi, "astagaaaaa, airnya gaada lagi kamar mandi satunya bau dan sangat jorok, kamar mandi bawah ada orang, nyusahin banget sih mau pipis aja harus ke gedung lain!" gumam Farah. S udah 5 bulan gedung tempat para mahasiswa berkumpul tidak terurus, lampu gedung mati apalagi kamar mandi lantai atas jorok tidak pernah sekalipun dibersihkan , sampai-sampai mengeluarkan bau yang sangat menyengat. padahal semua kegiatan mahasiswa terlaksana di gedung ini. P usgiwa adalah P usat K egiatam M ahasiswa , gedung ini dijadikan sebagai sentral kegiatan kemahasiswaan. Di dalamnya terdapat sekretariat-sekretariat UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). " A pa harus gue laporin nih ke direktorat? buat apa digaji kalo ngga pernah bersihin nih kamar mandi," ujar Yanto. Terlihat memang tidak semua sisi pada gedung ini kotor, tetapi mengapa penjaga gedung ini tidak membersihkan keseluruhan gedung, apa